Selasa, 14 Juni 2011


SEBUAH PEMBACAAN DEKONTRUKSI
“JALAN HATI UNTUK SEBUAH PILIHAN”
DALAM NOVEL GURUKU SAYANG DIBUANG JANGAN
Karya Rahmat Heldy H.S.




Oleh

Risha Iffatur Rahmah PB 2010 / 102074214

Abstrak
Pembacaan dekontruksi dalam novel ini memiliki tujuan untuk menemukan sebuah oposisi  yang ada di dalamnya. Memang sebuah cerita hanya menampilkan tulisan yang berisi serangkaian penanda belaka . Dalam pembacaan ini sebenarnya untuk mencari keberadaan dari oposisi itu sendiri meskipun bersifat abstrak antara cerita dari perjalanan tokoh aku dalam mengapai impiannya selalu dipengaruhi dengan masalah terhadap perasaannya, dalam cerpen ini yang menonjol adalah perasaan tokoh aku kepada tokoh peripheral (Padma), yang  sangat mempengaruhi jalan hidup dari tokoh utama. Perbedaan sikap dan pandangan hidup mengenai pendidikan menjadi masalah yang mendasar, yang ingin diungkapkan oleh pengarang.
Kata Kunci : Pandangan, Rapie, Padma diskripsi analisis, pragmatik dan dekonstruksi


A. Pendahuluan

Novel terbitan Gong Publishing ini sangat menarik untuk dikaji, novel ini bercerita tentang kegigihan tokoh aku (Rapie) memperjuangkan dan membuktikan pandangannya. Tujuan diadakannya penelitian ini dengan judul, Sebuah Pembacaan Dekontruksi Jalan Hati untuk Sebuah  Pilihan dalam sebuah novel Guruku Sayang Dibuang Jangan, ialah  untuk menjawab  permasalahan mengenai ;(1) oposisi antara judul novel dan isi cerita; (2) oposisi antara penalaran logis dan penghayatan intuitif ; (3) oposisi antara fiksi dan faktanya; (4) Oposisi tokoh aku dengan masyarakat(5) Oposisi antara penulis dan pembaca.

 Untuk menjawab perihal tersebut digunakanlah metode penelitian deskriptif analisis data sebagai penjelasan secara lebih rinci dalam menafsirkan data yang ada sesuai dengan teori dekonstruksi dan pendekatan pragmatik terhadap tokoh pariferal (Padma). Dari hasil pengamatan terhadap data  kontruksi tokoh ternyata Rahmad menciptakan tokoh aku sebagai wakil dari sikap optimisme dari semangat mengapai suatu impian. Secara teknikal seperti melakukan proses pengidentifikasian kemudian dilanjutkan dengan menemukan jejak diskontruksi yang dikaitkan dengan realitas teks yang berlawanan sehingga dapat mensejajarkan realitas – realitas yang ada pada luar teks dengan tujuan memberi oposisi hierarki yakni adanya ketergantungan  diantara yang bertentangan.

Jika diceritakan sekilas  bermula dari bangku kuliah tokoh aku, segala usaha dilakukan untuk mencukupi biaya kuliah dan hidupnya. Ayah Rapie merupakan seorang petani namun sangat memegang keras pandangannya mengenai manfaat sekolah berbeda dengan Ibu Rapie yang sangat lembut. Disatu sisi ayahnya dianggap pilih kasih kepada adik Rapie yang bernama Janir namun setelah bercecok panjang setelah mengutarakan hatinya kepada sang Ayah, akhirnya Janir memilih pergi dari rumah. Itulah kehidupan keluarga Rapie.
 Dalam perkuliahannya Rapie dikenal dengan sosok mandiri, penolong dan perkerja keras serta religious. Dalam perjalanan kuliahnya Rapie dihadang rasa ingin tahu memiliki seorang kekasih karena dipengaruhi oleh suasana teman – temannya. Sosok itu ditemukan dalam diri Padma, sayangnya semua itu tidak bertahan lama karena padma menolaknya dan dikemudian hari tokoh aku di pertemukan dengan Padma tetapi sudah menyandang status seorang janda. Dari segi penceritaan memang sederhana namun saat dibaca sangat menyentuh hati para pembaca. Begitu pula dengan kehidupan percintaan tokoh aku yang  seolah – olah mendominasi perasaan dalam novel ini, pandangan tokoh aku sangatlah kritis bila dilihat dalam situasi di Indonesia saat ini. Misalanya banyak anak putus sekolah karena miskin, banyak orang tua yang menelantarkan anaknya karena miskin, banyak orang yang bergelut dalam dunia hitam karena miskin dan sebagainya. Tampaknya semua ditunjukan pada ketidak mampuan dan kepasrahan nasib terhadap kemiskinan.
Kondisi tersebut tentunya menarik untuk dikaji melalui pendekatan pragmatik dan teori dekonstruksi dengan metode deskripsi kualitatif, yang tepat dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta – fakta, setelah itu disusul dengan melakukan analisis. Metode penelitian kualitatif secara luas telah digunakan dalam berbagai penelitian sosial termasuk sosiologi. Terdapat beberapa kesimpangsiuran dalam memahami metode kualitatif yang seringkali dianggap sebagai pelengkap dari metode kuantitatif. Penelitian pustaka ini ingin mendiskusikan beragam isu terkait dengan kelebihan dan kekurangan dalam metode penelitian kualitatif. Kami menyimpulkan bahwa metode kualitatif secara potensial dapat berguna dalam menyumbangkan pembangunan teori-teori ilmu sosial serta metodologi dalam konteks ke-Indonesiaan. Lebih dari itu, penggunaan metode penelitian kualitatif dapat membawa ilmu sosial khususnya sosiologi di Indonesia berada dalam posisi setara dalam dialog peradaban dengan sesama komunitas akademik di Barat. Pembacaan dekonstruksi merupakan suatu proses pembacaan yang biasa dilakukan oleh kaum post-strukturalis dalam membaca sebuah teks. Dalam membaca sebuah teks dengan dekonstruksi, pembaca diwajibkan untuk mengikuti tahapan-tahapan dalam dekonstruksi, antara lain adalah melakukan pencarian jejak (trace), menemukan sesuatu dalam teks (difference), menulis kembali hasil temuan dalam teks (re-writing), membaca kembali teks (re-reading), membongkar kode terhadap bagian-bagian teks yang tidak dapat dimaknai (rupture), dan mencari duplikat untuk memahami teks (re-doubling). Dengan melakukan tahapan-tahapan dalam dekonstruksi, pembaca dapat menemukan hal-hal yang bersifat oposisi-hirarkis dalam teks, kemudian menggantikan oposisi dengan menempatkan hal-hal dominan dalam sous rapture, dan kemudian dapat menempatkan hal-hal yang tidak dominan menjadi dominan. Pembaca dapat meletakkan hal-hal yang beroposisi dalam kerangka pemahaman teks hingga diperoleh pemahaman bahwa sebenarnya oposisi dalam teks tidak ada, karena yang ada adalah teks itu sendiri.
Dekonstruksi merupakan penamaan lain yang diberikan untuk post-strukturalisme, yang merupakan pergerakan dari strukturalisme yang telah ada sebelumnya. Kaum post-strukturalis mengemukakan dekonstruksi karena adanya ketidakpuasan terhadap strukturalisme dalam memperlakukan suatu teks. Strukturalisme melihat bahwa makna bahasa merupakan hasil hubungan antara penanda dan petanda yang bersifat tertutup, satu penanda mewakili satu petanda, dan memiliki perbedaan dengan penanda lainnya.

B. Jalan Hati Untuk Sebuah Pilihan Dalam Novel Guruku Sayang Dibuang Jangan

Dalam novel ini jika di fiksasikan terlihat pengarang  sering memunculkan sikap Rapie yang berjuang keras dalam meraih cita – cita dan cinta, namun kisah cintanya terkalahkan dengan kecemburuaannya dan memutuskan sepihak permasalahan yang membelitnya kemudian ia memilih menyibukkan diri dengan berbagai usaha meraih impiaannya. Kisah yang berlanjut pada pernikahan Rapie dengan Dinda menrupakan sikap tegas dari Rapie pengorbanan kepada orang tuanya terutama pada Ibunya. Sikap Rapie ketika menerima surat terakhir dari Padma mencerminkan besarnya cinta Rapie terhadap Padma ketika ia tahu Padma telah tiada. Hubungan yang diciptakan oleh pengarang merupakan impian untuk merajut cita – cita menjadi penulis besar.

Jika dilihat dalam rana pendekatan secara pragmatik pada tokoh tambahan (Padma) yang mempengaruhi tokoh aku secara jelas terlihat bahwa Padma adalah seorang anak dari pemilik  perusahaan transportasi biskota. Dalam jalan ceritannya Padma memiliki sikap  baik, namun dalam kisah percintaannya terhdap tokoh aku,ia sama sekali tidak menaruh hati. Ketika ia mengetahui bahwa Rapie adalah orang miskin sehingga ia berkhianat terhadap tokoh aku dengan memilih lelaki bervespa(Rio).

“…..Maka sesuai dengan permintaan Kakak, walaupun dengan amat sangat luka kukatakan, bahwa aku mencintai Kakak.” (Paragraf ke459)
Aku tinggalakn Padma di kantin. Aku berjalan sepanjang kampus. Dan akhirnya, suara kendaraan melintas di dari belakangku dan aku melihat Padma memeluk pengendara dengan motor vespa birunya. Dari situlah aku berkeyakinan bahwa Padma telah mengkhianati cintaku. Cinta yang dengan amat terpaksa dia ungkapkan untukku, ya, untukku, di depan masjid ini. ( Paragraf 490)


Selain itu ia beranggapan bahwa tokoh aku tidak bisa membuatnya hidup sejahterah. Hal ini terdapat pada bagian surat ketika ia bertemu dengan tokoh aku. Sehingga terkesan Padma adalah tokoh yang Materialistis. Akhirnya Padma yang menghianati tokoh aku, merasa kecewa karena lelaki idamanya menceraikannya, seusai pernikahannya. Kemudian ia hidup sebatang kara karena orang tuanyatelah tiada. Secara psikologis Padma mengalami tekan berat  dari  kondisi kejiwaan dan psikisnya. Hal tersebut  terlihat dari surat yang diberikan pada tokoh aku. Pada akhirnya Padma mencintai Rapie dengan status jandanya.
            Jika dilihat dari intensitas kehadirannya tokoh Padma yang hadir lima kali dalam pembagian cerita, memberi ciri bahwa tokoh Padma adalah tokoh yang banyak mempengaruhi pikiran tokoh Rapie sebagai tokoh utamanya. Namun Padma melupakan suatu hal mengenai nasib seseorang, tentang kegigihan dan usaha keras dapat mengubah nasib seseorang. Anehnya dibagian akhir cerita Padma dikisahkan salah memilih jalan mungkin inilah resiko atau pengarang ingin menyampaikan bahwa Padma merupakan korban dari tindakan orang tuanya yang mendapatkan rezeki yang tidak halal dengan melakukan persekutuan dengan makhluk ghoib sehingga kisah cinta padma pada akhirnya tidak pernah tersampaikan karena ia harus menebus dosa – dosa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

C. Pembacaan Teori Dekonstruksi Terhadap Novel Dengan Judul Guruku Sayang Dibuang Jangan, Karya Rahmat Heldy H.S.
1) Oposisi antara judul dengan cerita
            Secara struktural judul mewakili intisari dari sebuah cerita, begitupula dengan kontruksi pada tokohnya dari gagasan – gagasan bangunan dan susunan tata letak sehingga peristiwa tersebut mampu berkembang sebagai cerita dan salah satu jenis tokoh dilihat dari kedudukan tokoh dalam sebuah cerita yang terdapat tokoh utama dan tambahan. Kontruksi tokoh dapat dilihat pada lampiran). Rapie sebagai tokoh utama yang mendominasi disetiap bagian cerita dalam novel ini memiliki intensitas kemunculan tertinggi.
(2)   Oposisi antara penalaran logis dan penghayatan intuitif
Penalaran logis berhubungan dengan perhitungan yang didasarkan pada pikiran dan bersifat objektif, sedangkan penghayatan intuitif berhubungan dengan pengalaman batin tentang sesuatu hal dan bersifat sangat subjektif. Seperti yang terjadi dalam kehidupan Rapie mengenai pandangan – pandangan masa depannya.
”Lihat saja anaknya Pak Sukra yang perempuan itu, si Ifat.Perempuan satu –satunya,sekolahnya tinggi , tetap saja tidak jadi apa –apa. Kecuali jadi buruh cuci di komplek.Sawah dan ladangnya habis untuk biaya(Paragraf ke147).
            Bapak tak percaya dengan manfaat pendidikan (Paragraf ke150).
Tetapi dalam hati kecil Rapie sangat mencintai pendidikan dan sangat menjunjung tinggi nilai – nilai pengetahuan.
Bapak tak percaya dengan manfaat pendidikan. Justru hanya akan menghabiskan lading dan sawah. Hanya aku yang bersikeras agar bisa mendapatkan pendidikan. (Paragraf ke150).

(3)   Oposisi antara fiksi dan fakta
            Dalam analisis peristiwanya kehadiran tokoh aku ini seakan – akan ceritanya bernuansa roman dan perjuangan, dimulai dari pertemuan Rapie sebagai tokoh utama dengan Padma kemudian penghianatan tokoh Padma terhadap tokoh Rapie sampai perjodohannya dengan tokoh Dinda dan pengubahan pandangan miring terhadap tokoh aku. Jika dilihat dari tokoh pariferal yang sangat mempengaruhi pikiran dari  tokoh sentral. Inilah yang tersirat di benak pembaca sebagai penikmat.
Padahal semua itu hanya peristiwa pelengkap saja. Fakta sebenarnya yang ingin diungkapkan oleh pengarang adalah perubahan pandangan hidup seseorang yang mengakar sehingga menjadi hal yang lumrah, seperti pandangan dari orang tua Rapie yang tidak percaya pada manfaat pendidikan sampai ke kehidupan percintaannya.
(4) Oposisi tokoh aku dengan masyarakat
Pengaruh masyarakat dalam novel ini sangatlah besar, sebab masyarakat dikampung Rapie masih memegang anggapan yang terbilang kolot seperti, jika anaknya sudah besar hendaknya dinikahkan supaya tidak menjadi perawan tua atau perjaka tua, Padahal jika dibuktikan semua itu hanya menghambat perkembangan kemajuan pendidikan. Kurangnya pemahaman terhadap pendidikan menjadikan desa tersebut terlindas dengan kemajuan zaman, seperti gambaran tentang desa Rapie pada bagian tiga novel tersebut. Disana digambarkan tentang perubahan lahan pertanian dan lembah menjadi proyek perumahan. Kemudian terdapat sebuah anggapan dari orang – orang mengenai cara mereka menilai seorang jejaka menika dengan seorang janda namun anggapan ini tentu menyesatkan karena cinta tidak mengenal status dan batas usia sedangkan penilaian tersebut akan membuat orang terkucilkan dalam lingkungan masyarakat. Hal mengenai hubungan sebenarnya sah – sah saja asal tidak melanggar norma agama, adat istiadat dan hukum serta kesusilaan.
Jika pembaca menilai tokoh Padma ternyata seorang perempuan yang materialistis, tidak sepenuhnya benar. Sebab tokoh Padma yang hanya hadir lima kali ini, terkesan mendominasi kehidupan tokoh aku.  Perilaku Padma yang menyakitkan hati sebenarnya adalah keputusan untuk menjamin masa depannya bukan sekedar berpandangan materalistis semata. Mengingat orang tuanya adalah orang yang mampu.
Dalam cuplikan kisahnya saat Padma menerima pinangan Rio, Ia berfikir bahwa Riolah yang pantas dan berhak mengatur dan mewarisi segala hal dari Ayah Padma. Sikap Padma inilah yang menunjukan bahwa ia tidak memilih Rapie tetapi secara lembut ditunjukkan kepada Rapie. Tetapi penolakan tersebut menusuk perasaan Rapie. Dari kisah penolakan ini terdapat unsur pandangan feminisme karena wanita berhak memilih siapa saja -untuk menjadi pasangan hidupnya. Kenyataan tersebut dalam kehidupan sehari – hari banyak ditemukan dalam kehidupan percintaan remaja.
Disisi lain sikap Padma ini, membuat Rapie menjadi sakit hati  dan putus asa ketika ia mengenang kisahnya saat ditahan oleh Padma untuk mengungkapkan cintanya melalui speaker masjid. Dari cuplikan perasaan tentang tokoh Rapie ternyata membenarkan bahwa wanita juga berhak memilih pasangan hidupnya. Sehingga muncul motivasi dalam dirinya secara perlahan dengan mengalihkan pikirannya kepada kemauan dan impiannya. Disisi lain ketika pembaca menikmati novel ini, maka akan tersirat pergolakan batin yang dirasakan oleh Rapie.
Jika pembaca menilai tokoh Rapie sebagai tokoh yang muncul empasipasinya sebagai kaum adam tidak salah, karena semua itu adalah efek yang ditimbulkan oleh pandangan dan sikap dari Padma sehingga tokoh aku memiliki semangat hidup untuk mengubah pandangan orang disetiap perjuangan menggapai impiannya. Inilah sebuah karya sastra pengubah pandangan hidup seorang dari yang tak bisa menjadi bisa asalkan ada satu kemauan dan perjuangan yang keras dengan kereligusan. Secara pisikologis perihal – perihal tersebut memberikan kontribusi pada pembaca untuk membaca situasi yang kontras dengan anggapan miring dan membuat pembaca sadar tentang pentingnya optimisme dalam kehidupan sehari – hari  dan berfikir secara kritis.

(5) Oposisi antara penulis dan pembaca
Terlihat dari kisah  Rapie sebagai tokoh yang berperan pengubah segala anggapan dengan keyakinannya. Dari sinilah  pembaca dapat mengerti  tujuan penulisan sebuah cerita oleh seorang penulis dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah untuk mengekspresikan pengalaman batin, menyampaikan realitas sosial dalam masyarakat, atau hanya sekadar melatih proses kreatif belaka dan  dapat mengetahui makna dalam novel ini pembaca harus menerima cerita tersebut seperti apa adanya, sehingga dalam konteks ini terdapat hubungan antara penulis dan pembaca yang bersifat oposisi hirarkis. Hubungan yang bersifat oposisi hirarkis ini tidak selalu menempatkan penulis sebagai pusat atau ordinat,dan pembaca sebagai margin. Sehingga proses penulis dan pembaca adalah sebagai pelengkap saja.

D. Penutupan
Dalam uraian diatas melalui pendekatan pragmatik dan teori dekonstruksi dengan metode diskripsi analisis ternyata memberikan arti besar dari cuplikan kisah meskipun hanya fiksi belaka. Disisi lain secara psikologis sangat mempengaruhi pembaca meskipun dalam penyusunan ceritanya dalam bagian – bagian sub judul. Sedangkan pembacaan dekonstruksi mengantarkan pembaca terhadap sikap kritis menilai perbuatan untuk satu pilihan masa depan dengan segala dampaknya baik atau pun buruk.begitu pula dengan pandangan – pandangan yang berkembang di masyarakat.









Daftar Pustaka
Heldy,RAhmad.2010.Guruku Sayang Dibuang Jangan.Jakarta:Gong Publishing.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press.
K.Yudiono.2006.Pengkajian Kritik Sastra Indonesia.Jakarta:Grasindo.
Teeuw, Andreas. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra (cetakan ke-2). Jakarta: Pustaka Jaya-Girimukti Pasaka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar